Anak laki-laki terkadang memang susah-susah gampang diaturnya. Anak laki-laki lebih sulit mengutarakan pendapat dan keinginannya langsung pada orang tuanya, berbeda dengan anak perempuan yang lebih sering “curhat” tentang apapun. Tapi, pernahkah Anda mengamati ketika jam sekolah mulai berakhir dan banyak anak remaja laki-laki berkerumun bersama teman-teman sejenisnya? Sementara, jika kita perhatikan di area perkantoran, lelaki dewasa justru lebih suka menyendiri dan seolah tidak masalah jika tidak bertemu atau menghabiskan waktu bersama dengan teman-temannya. Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi? Normalkah keadaan ini?
Ternyata, anak lelaki membutuhkan persahabatan dengan sesama jenis lebih besar daripada kebutuhan perempuan terhadap teman. Jadi, bagi anak laki-laki, kebutuhan akan persahabatan merupakan suatu hal yang tidak bisa dibantah lagi. Karena pada dasarnya, seorang anak lelaki tidak membutuhkan banyak teman, tetapi dia membutuhkan sahabat. Dampak negatif dari anak laki-laki yang tidak mempunyai seorang sahabatpun adalah dia akan lebih mudah terhanyut ke dalam hal-hal yang negatif. Jadi, waspadalah!
Anak laki-laki membutuhkan seorang sahabat karena dengan persahabatan, dia bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa membangun sebuah hubungan dengan orang lain di luar keluarganya sendiri. Nah melalui hubungan inilah anak laki-laki bisa belajar untuk mempertimbangkan bagaimana mencari cara pandang lain, bertoleransi, bernegosiasi maupun belajar tentang kemampuan yang dia butuhkan. Semua kemampuan ini akan berpengaruh apda cara dia menjalani hidup di masa depan jika dia sudah mulai beranjak lebih dewasa dan lebih mengenal dunia luar secara intens. Dari sinilah manfaat persahabatan bagi seorang anak laki-laki. Hal ini penting untuk diketahui oleh para orang tua agar tidak terlalu mengekang anaknya untuk bersahabat dengan orang luar, asalkan sahabatnya itu datang dari keluarga yang baik pula dan berperilaku baik.
Bahkan jika si anak masih belum mempunyai tanda mulai menjalin hubungan persahabatan dengan teman sebayanya, Anda sebagai orang tua harus bisa mengambil peran. Anda harus bisa mendorongnya untuk bisa mencari sendiri apa arti persahabatan di dalam hidup. Tetapi ingat, Anda tidak boleh memaksanya. Lakukan beberapa hal berikut untuk “menyadarkan” anak Anda agar mampu bersahabat dengan orang luar:
Pertama, di 24 bulan pertama, Anda harus membangun kedekatan antara Anda dan anak Anda dan juga anggota keluarga yang lain. Karena dengan menjaga kedekatan ini. Maka anak Anda akan mampu belajar percaya pada orang lain. Karena tanpa dorongan ini, anak akan cenderung takut untuk menjalin hubungan dengan siapapun.
Kedua, ciptakan kesempatan. Anda bisa mengatur kesempatan ini dengan janjian bersama orang tua teman si anak. Kemudian Anda bisa berkunjung ke rumahnya sambil mengajak anak Anda tentunya. Kemudian biarkan anak bermain dengan temannya. Setelah itu, lakukan yang sebaliknya, undang mereka untuk berkunjung ke rumah Anda. Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengikutsertakan anak ke beberapa kegiatan aktivitas yang disukai, misalnya klub olahraga, les music, dan lain sebagainya.
Ketiga, ciptakan pelatihan bersosialisasi. Anak laki-laki harus diajarkan bagaimana cara memulai pertemanan secara benar. Jadi, jangan berpikir bahwa kemampuan anak untuk bisa bersosialisasi datang secara alami. Anda harus bisa melatihnya untuk membentuk sebuah pertemanan yang positif dan sehat. Jadi, Anda harus mulai memperhatikan bagaimana cara anak Anda mendekati sekelompok group anak-anak, cara dia bermain dengan anaanak sebayanya, dan lain sebagainya. Hal ini harus Anda perhatikan karena cara bersahabat anak lelaki akan berpengaruh pada saat dia sudah dewasa nanti.