Kebiasaan adalah sesuatu yang sudah ada sejak Anda masih kecil atau ketika Anda masih lajang. Kebiasaan yang tadinya Anda pikir tidak akan berubah, ternyata bisa dengan mudahnya ber-metamorfosis ketika Anda mengalami sesuatu hal, misalnya mempunyai anak. Sebelum mempunyai anak, Anda boleh jadi menghindari sejumlah kebiasaan yang menurut Anda tidak sehat, membosankan atau buruk. Tetapi ketika Anda sudah menjadi seorang Ibu, focus Anda akan tercurah pada mengurus anak dan keluarga sehingga kebiasaan yang tidak Anda sukai bisa berubah menjadi aktivitas menyenangkan.
Pertama, drive-thru. Mungkin sebelum Anda menikah dan mempunyai anak, Anda adalah salah seorang yang anti-makanan cepat saji. Karena Anda berpikir makanan cepat saji tidak sehat. Tetapi ketika Anda sudah menjadi Ibu, bisa jadi kebiasaan itu luntur dengan sendirinya. Kebiasaan ini ternyata menghilang ketika anak Anda ingin makan burger dan tanpa harus turun ke restoran cepat saji atau Anda tidak ingin membangunkannya saat dia sedang tidur di dalam mobil sedangkan waktu makan siang sudah tiba. Dengan begitu, drive-thru menjadi andalan Anda saat ini.
Kebiasaan kedua, liburan versi ibu. Sebelum mempunyai anak, Anda bisa jadi adalah seorang petualang sejati. Anda suka sekali travelling keliling pulau Jawa, mendaki gunung, atau yang lain. Tetapi setelah Anda memiliki buah hati, gaya liburan Anda bisa berubah 100%. Anda mulai mendambakan liburan yang ramah untuk anak. Destinasi wisata yang mempunyai tempat perawatan untuk anak dan menyediakan aneka makanan yang anak-anak suka menjadi favorit Anda saat ini. Pokoknya, yang paling utama adalah kenyamanan dan kebahagiaan anak.
Kebiasaan ketiga, kencan ala orang tua. Dulu ketika masih muda mungkin Anda menganggap acara kencan dengan makan malam romantic dan menonton film di bioskop adalah sesuatu yang membosankan. Maka setelah Anda menjadi seorang Ibu, Anda baru menyadarai bahwa untuk duduk berdua bersama suami saja bukanlah hal yang mudah. Jadi sekarang, kencan dengan suami dengan menonton bioskop berdua atau menikmati makan malam romantic menjadi hal yang sangat istimewa dan ditunggu-tunggu.
Kebiasaan keempat, pilihan restoran. Dulu ketika Anda masih lajang, Anda pasti memilih restoran yang sesuai dengan hasrat Anda dan keinginan Anda. Tetapi setelah Anda mempunyai anak, prioritas Anda sudah mulai bergeser. Anda tidak lagi mengutamakan passion dan selera Anda tetapi sudah beralih ke kebutuhan dan kesukaan sang anak. Anda tidak lagi gencar memilih restoran yang tempatnya unik atau yang mempunyai desain dan makanan khas, tetapi Anda akan lebih memilih restoran yang menyediakan makanan anak, harganya terjangkau dan mempunyai fasilitas kursi makan anak atau bahkan yang mempunyai fasilitas tempat bermain. Dan biasanya yang menyediakan semua ini adalah restoran makanan cepat saji.
Kebiasaan kelima, pakaian dalam tidak seksi lagi. Kepercayaan diri seorang perempuan bisa dilihat dari pilihan pakaian dalamnya. Ketika masih lajang atau masih belum mempunyai anak, lingerie bisa jadi merupakan favorit Anda. Tetapi sekarang setelah Anda menjadi seorang Ibu rumah tangga, celana model klasik pun mau Anda pakai. Karena pikiran untuk menjadi seksi rasanya sudah bukan menjadi prioritas lagi karena perhatian tercurah pada anak.
Keenam, rajin menelepon orang tua. Mungkin ketika masih lajang Anda tidak sering menelpon orang tua Anda. Tetapi ketika Anda sudah menajdi seorang Ibu, menelpon orang tua atau keluarga sudah menjadi kebiasaan baru Anda. Karena biasanya Anda akan membutuhkan nasehat dari Ibu atau saudara tentang segala hal yang berhubungan dengan anak Anda.
Ketujuh, diam di rumah. Karena ketika Anda sudah menjadi seorang Ibu, tidak ada lagi tempat yang paling nyaman selain di rumah sendiri. Anak-anak juga akan merasakan hal yang sama. Karena dia akan bahagia bisa bermain dengan smeua mainannya dan menikmati makanan kesukaannya. Dan bagi Anda sebagai orang tua, hanya rumahlah yang bisa menyediakan berbagai kebutuhan anak. Jadi tidak heran jika banyak Ibu rumah tangga yang lebih nyaman tinggal di rumah sendiri daripada harus pergi ke rumah teman. Lalu, bagaimana dengan Anda?