Gaya bertengkar Anda dan pasangan bisa membaca dampak berbeda di dalam kehidupan pernikahan. Gaya bertengkar di dalam rumah tangga memang berbeda-beda. Pertengkaran seringkali dianggap sebagai bumbu yang bisa menjaga dan mempererat keharmonisan rumah tangga. Alasannya adalah karena dengan bertengkar, pasangan suami-istri lebih bisa saling mengemukakan pendapat. Tetapi ingat, bukan sembarang pertengkaran yang bisa Anda lakukan. Karena tetap saja harus ada aturannya agar tidak menimbulkan keretakan di dalam hubungan suami-istri. Anda harus mengerti beberapa batasan yang harus anda buat dan tidak boleh dilanggar. Berikut ini beberapa gaya yang sebaiknya Anda hindari untuk menyelematkan keharmonisan rumah tangga Anda.
Pertama, mengancam pasangan. Misalnya mengancam dengan kata-kata bercerai. Cara bertengkar ini biasanya sering dilakukan oleh para perempuan karena emosi. Padahal saat sedang mengancam, perempuan sejatinya tidak benar-benar ingin melakukannya. Dia hanya ingin memancing pasangannya agar lebih terbuka dan jujur pada apa yang sedang dipermasalahkan. Ingatlah, hindari mengucapkan ancaman perceraian jika Anda tidak mau menyesal di kemudian hari.
Gaya bertengkar yang kedua adalah selalu mengingat-ingat kesalahan pasangan. Ini juga seringkali dilakukan oleh perempuan. Biasanya perempuan menngungkit dan mengingatk kesalahan pasangan untuk mencari pembenaran pada argument yang dibuatnya sendiri. Sebelum Anda mulai mengungkit kesalahan pasangan, sebaiknya ingat bahwa tidak ada seorang pun yang senang jika masa lalunya dibahas secara terus-menerus, terlebih dengan gaya menyindir. Karena hal ini justru bisa membuat pasangan menjaduh dari Anda. Berhati-hatilah dengan ucapan Anda sendiri.
Ketiga, memposisikan diri sebagai korban dalam pernikahan. Jika Anda selalu memposisikan diri seperti ini, maka Anda hanya membuat pasangan menjadi jengkel dan kesal. Jadi, daripada anda berpura-pura menjadi korban, sebaiknya bersikaplah dewasa dan terus terang tentang apa yang Anda rasakan terhadap pasangan. Dengan begitu, pasangan juga akan semakin respect dan tanggap pada Anda.
Gaya bertengkar yang keempat adalah berkomunikasi dengan berteriak. Berteriak bukanlah cara komunikasi yang baik. Karena justru dengan berteriak, Anda akan mengintimidasi lawan bicara dengan intonasi suara yang keras. Orang yang suka menaikkan intonasi suaranya biasanya menggunakan volume suaranya untuk menjatuhkan lawan. Cara ini merupakan cara yang tidak efektif dan kekanakan. Terlebih jika Anda sudah mempunyai buah hati, maka cara ini sangat tidak baik untuk ditiru oleh buah hati Anda. Ajarkan cara menghormati lawan bicara pada buah hati Anda dengan mencontohkan secara tepat.
Jadi, seberapapun Anda marah dan sebal dengan pasanga, tetaplah hormati dia sebagai kepala rumah tangga. Anda harus bisa menyampaikan ketidak-sukaan Anda dengan baik dan sopan. Hal ini akan membuat Anda dan pasangan lebih bisa terbuka satu sama lain dan saling support. Hasilnya, rumah tangga menjadi rumah yang benar-benar nyaman dan harmonis.