Pevita Pearce Diprotes dan Dianggap Melecehkan Budaya?

13 March 2013 | 09:40

Pevita Pearce diprotes karena dianggap melecehkan budaya setelah dia menjual Indian hat. Pevita Pearce diprotes lantaran bisnisnya di dunia fashion. Dia menjual fashionnya melalui instagram dan online shop local. Nah yang menjadi masalah bukan online shop-nya, tetapi barang yang dijualnya. Dia menjual hiasan kepala ala suku Indian. Dan semua pihak akhhirnya memprotes penjualan aksesoris tersebut karena dianggap melecehkan kebudayaan.

 Pevita Pearce diprotes

Banyak sekali tanggapan dan protes yang mengalir ke pihak Pevita karena produk jualannya ini. bahkan sampai warga Negara asing juga memprotes penjualan Indian hat yang dijual dengan beragam warna tersebut. Bahkan ada yang menyebut jika orang Amerika sampai melihat hiasan kepala tersebut, mereka akan sangat tersinggung. Karena di kebudayaan suku Indian, aksesoris tersebut seharusnya hanya dikenakan oleh orang suci.

Kebudayaan bukanlah fashion! Ya, itulah sebagian kecil kata-kata yang disodorkan untuk Pevita di akun instagramnya. Hal ini sebenarnya pernah juga menimpa produsen pakaian dalam ternama, Victoria’s Secret. Brand asal Amerika tersebut pun pernah menggunakan aksesoris yang sama di dalam fashion show tahunan mereka. Akhirnya pihak Victoria’s Secret meminta maaf setelah mendapatkan kritikan tajam dari American Advocacy Group.

Pevita Pearce diprotes karena alasan yang cukup kuat. Topi suku Indian ini memang sangat sensitive untuk suku Indian. Karena mengenakan topi bulu ini bukan merupakan pilihan fashion di komunitas Indian. Bulu yang berasal dari burung elang itu mempunyai symbol dari penghargaan dan kehormatan yang harus diraih dengan usaha. Beberapa komunitas suku Indian memberikan topi tersebut ketika anak-anak mereka sudah mulai beranjak dewasa dan proses pemberian tersebut melalui upacara khusus.

Pevita Pearce diprotes sedemikian kerasnya tetapi tidak membuatnya bergeming. Dia beranggapan bahwa aksesoris kepala tersebut tidak sama persis dengan yang dikenakan oleh suku Indian. Dia mengklaim bahwa bahan yang digunakan pun berbeda dari aslinya. Jadi, ini dia tanggapannya,

“Aku cuek saja, karena pasti selalu ada pro dan kontra dalam segala hal. Kalau mau komplain ya sama yang beli saja. Toh ini bukan barang haram”, ungkapnya. Dia juga menegaskan bahwa aksesoris tersebut sekarang sudah sold out. Dan dia tidak bermaksud untuk melukai perasaan suku Indian karena memang itu bukan hasil desainnya sendiri. Dia membelinya dari perusahaan konveksi di luar Jakarta dan kemudian memasarkannya kembali.