Siklus Karir Seorang Perempuan

12 October 2012 | 10:00

Karir perempuan mempunyai 3 fase yang berkelanjutan. Karir perempuan yang berjenjang ini kemudian tidak perlu ditakutkan berapapun usia Anda. Berikut uraian rangkaian fase karir untuk perempuan:

Karir perempuan

Fase pertama, ambisi. Fase ini dialami oleh perempuan yang berusia mulai dari 20 tahun. Pada usia ini, perempuan lebih sering menyatakan dirinya bisa meraih segalanya di dalam karir mereka dan mereka sangat yakin akan hal ini. Karir perempuan di usia ini memang cenderung melesat tinggi. Tetapi pada periode ini juga banyak perempuan yang sudah mulai jenuh pada profesi yang sudah dijalani sejak lama, misalnya sudah bekerja di bidang yang sama selama empat tahun atau lebih. Mereka akan merasa lebih jenuh, bosan dan menginginkan tantangan baru. Sehingga dia kemudian mempunyai dorongan untuk pindah kerja atau mencoba hal-hal baru. Fokus utama dari fase ini adalah untuk meniti jenjang karir sampai ke puncak.

Karir perempuan dengan fase yang kedua, yaitu kejutan budaya. Fase ini dimulai sejak umur 30-an. Kompetensi kepemimpin berkembang dengan baik di usia ini. Dan di saat yang sama, perempuan mulai memikirkan untuk berpasangan, melahirkan dan mempunyai anak. Pada fase inilah seorang perempuan mulai tertinggal dalam derap karir dengan karyawan yang lain.

Fase yang ketiga, penguatan diri, afirmasi diri. Fase ini dialami oleh perempuan bekerja pada usia 40 tahunan. Di usia inilah seorang perempuan mulai focus kembali dan mulai memperbaiki energy dan juga ambisi berkarir. Bila atasannya tidak mampu mengakomodasikan kebutuhan mereka, maka dia sendiri lah yang kemudian akan mengkreasikan dan membangun karir bagi dirinya sendiri.

Tetapi yang perlu diingat, ketiga fase ini akan sedikit berbeda di tiap-tipa Negara. Karena hal ini juga tergantung pada peluang yang ditawarkan oleh perusahaan dan juga dukungan yang diberikan untuk perempuan untuk bekerja di lingkungan tertentu.

Karir perempuan bisa juga dikatakan bergantung pada mentornya. Karena pada kenyataannya memang mentoring dan networking mempunyai pengaruh besar terhadap karirnya. Atasan dan rekan kerja yang bersikap suportif dan memberikan motivasi positif bisa menjadi mentor yang bagus untuk menunjang karir perempuan. Dan ketika mentor tersebut pindah atau berhenti kerja, maka akan berdampak pada sang perempuan tersebut. Jadi pantas saja ketika perempuan sudah menemukan mentor yang tepat di tempat kerja, maka dia akan menjadi lebih semangat salam bekerja. Dan ketika mereka sudah merasa kehilangan sosok yang mendorongnya untuk terus berkembang, maka mereka juga akan merasa kesulitan untuk bertahan di pekerjaan tersebut. Mentor yang baik untuk seorang perempuan akan selalu memastikan bahwa si perempuan tersebut mendapatkan apa yang dibutuhkan. Jadi, mentor yang baik memang mau berkembang bersama Anda.

Lalu apakah benar perempuan merasa lebih nyaman mempunyai mentor pria? Ternyata kenyataannya memang begitu. Hal ini terjadi karena perempuan bergantung pada mentor dalam memperoleh dukungan untuk lebih menikmati pekerjaannya, jadi bukan hanya untuk menjalankan perusahaan. Dan biasanya perempuan akan menemukan sosok yang bisa membuatnya lebih nyaman dan aman dengan memiliki mentor pria. Mentor pria lebih cenderung bisa merangkul perempuan ketika sedang dalam masa sulit untuk berkembang. Dan sosok pemimpin di dalam pria bisa membuat perempuan lebih nyaman dan merasa lebih bisa mengandalkannya. Terlebih jika seorang perempuan bekerja di sebuah perusahaan yang mayoritas karyawannya adalah pria, misalnya firma hukum.